Kamis, 27 Desember 2012

HUKUM RIBA, DAN BUNGA BANK DALAM SUDUT PANDANGAN ISLAM

HUKUM RIBA, DAN BUNGA BANK DALAM SUDUT PANDANGAN ISLAM

By :  Ir. Frans SD Syahrial, MM.

Ar-ribaa” menurut bahasa artinya az-ziyaadah yaitu tambahan atau kelebihan. Riba menurut istilah syara’ ialah suatu aqad perjanjian yang terjadi dalam tukar-menukar suatu barang yang tidak diketahui sama atau tidaknya menurut syara’ atau dalam tukar-menukar itu disyaratkan dengan menerima salah satu dari dua barang.

Jenis-jenis Riba Menurut Pendapat Jumhur Ulama :
  1. Riba Fadhl, yaitu tukar-menukar dua barang yang sama jenisnya dengan tidak sama ukurannya yang disyaratkan oleh yang menukarkan. Contoh, tukar-menukar emas dengan emas, beras dengan beras, dengan ada kelebihan yang disyaratkan oleh orang yang menukarkannya. Supaya tukar-menukar seperti ini tidak termasuk riba, maka harus memenuhi tiga syarat :
    1. Tukar-menukar barang tersebut harus sama
    2. Timbangan atau takarannya harus sama
    3. Serah terima pada saat itu juga.
    Rasulullah SAW bersabda :
    Dari Ubadah bin Ash-Shamit ra, Nabi SAW telah bersabda : “Emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, syair dengan syair, kurma dengan kurma, garam dengan garam, hendaklah sama banyaknya, tunai dan timbang terima, maka apabila berlainan jenisnya, maka boleh kamu menjual sekehendakmu, asalkan dengan tunai.” (HR. Muslim dan Ahmad).

  2. Riba Qardhi, yaitu meminjamkan sesuatu dengan syarat ada keuntungan atau tambahan dari orang yang meminjami. Contoh, A meminjam uang kepada B sebesar Rp. 5.000 dan B mengharuskan kepada A mengembalikan uang itu sebesar Rp. 5.500. Tambahan lima ratus rupiah adalah riba qardhi.
  3. Riba Yad, yaitu berpisah dari tempat aqad jual-beli sebelum serah terima. Misalnya orang yang membeli suatu barang sebelum ia menerima barang tersebut dari penjual, antara penjual dan pembeli berpisah sebelum serah terima barang itu.
  4. Riba Nasiah, yaitu tukar-menukar dua barang yang sejenis maupun tidak sejenis atau jua-beli yang bayarannya disyaratkan lebih oleh penjual dengan dilambatkan. Contoh, A membeli arloji seharga Rp. 500.000. Oleh penjual disyaratkan membayarnya tahun depan dengan harga Rp. 525.000. Ketentuan melambatkan pembayaran satu tahun dinamakan riba nasiah.

Tuhan Allah SWT berfirman tentang Riba dalam Alquran surat Ali Imran 130 berbunyi :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَأْكُلُوا الرِّبَا أَضْعَافًا مُضَاعَفَةً ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
{١٣٠}

Terjemahannya sebagai berikut :

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan Riba dengan berlipat ganda, dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.(Surat Ali Imran ayat 130).

Dengan melihat sumber dari surat Ali Imran 130, dapat kita simpulkan bahwa Allah SWT melarang kita memakan riba dengan berlipat ganda. Kata riba jelas artinya bertambah atau berlebihan kemudian dilanjutkan dengan kata berlipat ganda. Ini jelas bahwa ayat ini bertentangan (kontradiksi ) dengan pendapat jumhur ulama dengan adanya istilah riba qardhi dan riba nasiah. Dari konteks riba dengan surat Ali Imran 130 diatas ini bahwa dapat ditarik suatu benang merah, bahwa Allah SWT melarang orang melakukan riba dengan melipat gandakan. Dalam bilangan matematika bahwa bilangan berlipat artinya bilangan mengandakan. Dengah menilik firman Tuhan dengan kalimat memakan riba dengan melipat ganda artinya jelas sudah digandakan kemudian digandakan lagi. Nah disini jelas maksud ayat tersebut diatas bahwa riba dengan melipat ganda yaitu riba dengan mengganda dan menggandakan (double to double interest) atau bunga ber bunga sungguh dilarang oleh Allah SWT. Misalnya Si badu meminjamkan uang sebesar RP 500.000,. Kemudian ada perjanjian dengan sipemberi dana (uang) bahwa dalam tempo empat puluh hari uang tersebut akan dikembalikan berjumlah Rp 1000.000,. Namun setelah empat puluh hari si Badu gak sanggup mengembalikan karena berlipat dari pokok (modal) pinjaman maka sibadu oleh si pemberi dana dikena sangsi sebesar Rp 500.000, total dia harus mengembalikan uang sebesar Rp 1500.000,. Kalau berikut dia tidak bisa bayar maka kembali bunga diganda (dilipatkan) kepada si penerima dana, maka lama kelamaan si peminjam dana (uang) gak sanggup mengembalikan, maka semua harta yang dia punya habis untuk membayar bunga berlipat ganda ini. Nah Riba jenis ini yang berlaku di zaman Jahiliyah inilah yang dilarang oleh Allah SWT. Jadi bagaimana Pak Frans kalau seandainya ada akad (perjanjian) yang tidak memberatkan antara pemberi dana dengan peminjam dana dengan profit lunat (soft interest)
misal akad (perjanjian) antara pemberi dana dengan peminjam dana misalnya uang dipinjam sebesar Ro 500.000,. dengan perjanjian 40 hari dengan profit Rp 100.000,. artinya selama 40 hari dia akan bayar sebesar Rp 600.000,. maka ini tidak termasuk riba yang dilarang oleh Allah SWT dan selama tidak ada sangsi telat bayar lebih dari 40 hari kebetulan si pulan tidak bisa membayar tepat waktu dan tidak dikenakan sangsi interest (bunga) maka hal ini tidak termasuk yang dikategori oleh Allah SWT tsb yaitu “Riba Dengan Melipat Ganda” .
Dan kalau semua berbau tambahan disebut riba, maka roda per-ekonomian tidak jalan, mana ada orang yang mau meminjamkan uang dengan jangka waktu yang lama dibayar sesuai dengan pokok (modal) yang ia terima ? nah inilah yang perlu dikaji lebih dalam dan kalau kita strick dengan riba artinya melebihi atau bertambah, maka perekenomian tidak akan jalan dan roda perusahaan tidak akan jalan karena semua riba ? Bahkan gaji kita terima juga berbau riba karena ada perusahaan bermain valas. Islam mendorong umatnya hidup layak dan makmur dan saling berusaha menolong satu dengan yang lain dengan imbalan saling menguntungkan bukan saling menghancurkan. Dan pertanyaan kita selanjutnya bagaimana dengan praktik arisan RT maupun RW dimana meminjam uang dengan dikenakan bunga (interest) apakah itu bukan riba ? ...... Think about that.

Sebagai jalan tengah adalah perlu adanya perubahan sistem keuangan perbank-an artinya perlu ada suatu (aqad) perjanjian yang tidak memberatkan sipemberi modal dan sipeminjam modal, dimana adanya kemufakatan dengan dasar saling menguntungkan dengan adanya soft interest (bunga sekecil kecilnya) dengan dasar ihlas dan ridho saling memanfaatkan transaksi ini dan menjauhi praktik double to double interest (bunga berlipat ganda). Dengan hal ini, maka riba yang dilarang oleh Allah SWT akan terhindari amin 
(bersambung kajian riba minggu depan).

Salam,
Frans SD Syahrial Rawas.






























Senin, 10 Desember 2012

WANITA YANG SELALU DIRINDUKAN SURGA

by : Frans Syukri Djunaidi Syahrial Rawas, Ir, MM.

Pada artikel kali ini izinkan penulis untuk sharing kepada pembaca untuk berbagi pengetahuan mengenai penduduk yang dirindukan surga, salah satu topik yang menarik untuk kita bahas adalah “ Wanita Wanita Yang Selalu Dirindukan Surga” . Kenapa saya perlu angkat materi ini karena menyimak kondisi era globalisasi dimana semua informasi informasi yang tersaji dari belahan bumi kebelahan bumi begitu sangat cepat dan sukar untuk di saring mana yang baik mana yang buruk . Bentuk rupa Informasi ini terutama budaya barat yang mengedepankan kebebasan ber-ekpresi yang selalu berlindung diketiak HAM dan demokrasi ala barat sangat merisaukan, kebebasan ber ekspresi dengan mengusungkan paham pragmatisme, hedonisme, kebebasan sexual (free sex) dan kebebasan pergaulan sudah melabrak tatanan budaya lokal (budaya timur) yang selama ini kita pertahankan dan kita lestarikan dengan landasan norma agama dan norma etika budaya bangsa yang penuh kearifan dan keluhuran.

Paham pragmatisme, dan hedonisme yang coba digaungkan oleh dunia Barat dengan mengedepankan kebebasan pergaulan dan kebebasan ber-ekspresi banyak menimbulkan ekses negatif di masyarakat, akibatnya timbul ekses a-moral, perselingkuhan, kebebasan sex yang semua di ekspor melalui media yang paling gampang dicernak siapa lagi media electronic baik media televisi maupun internet .Insan yang paling lemah dan mudah dipengaruhi pengaruh Barat ini adalah generasi muda terutama kaum wanita, baik cara model berpakaian maupun cara pergaulan yang mengusungkan kebebasan (free sex) sehingga menimbulkan ekses perselingkuhan baik remaja maupun sudah berumah tangga sehingga  menimbulkan ekses negatif thp tatanan sosial masyarakat yaitu keretakan dan kehancuran ber-rumah tangga sungguh menyedihkan efek dari budaya berlandaskan paham pragmatisme dan hedonisme  yang digaungkan oleh dunia barat yang berkolaborasi dengan Yahudi  Internasional freemasonry untuk menghancurkan budaya Islam.  

Ditengah tengah kegalau dan kegelisahan untuk membendung budaya negatif ini alangkah baiknya kita kembali ke ajaran kita Islam yang diajarkan oleh junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, dan Tuhan Allah SWT mengingatkan kita dalam firman NYA didalam kitab suci Alquran nul Qarim berbunyi :

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :


(يا أيها الذين آمنوا قوا أنفسكم وأهليكم نارا وقودها الناس والحجارة عليها ملائكة غلاظ شداد لا يعصون الله ما أمرهم ويفعلون ما يؤمرون) التحرم: 6
Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At Tahrim :6).


Setiap insan tentunya mendambakan kenikmatan yang paling tinggi dan abadi. Kenikmatan itu adalah Surga. Di dalamnya terdapat bejana-bejana dari emas dan perak, istana yang megah dengan dihiasi beragam permata, dan berbagai macam kenikmatan lainnya yang tidak pernah terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga, dan terbetik di hati.

Dalam Al Qur’an banyak sekali ayat-ayat yang menggambarkan kenikmatan-kenikmatan Surga. Di antaranya Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :

“(Apakah) perumpamaan (penghuni) Surga yang dijanjikan kepada orang-orang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tidak berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamr (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya, dan sungai-sungai dari madu yang disaring dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka sama dengan orang yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya?” (QS. Muhammad : 15)

“Dan orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dulu (masuk Surga). Mereka itulah orang yang didekatkan (kepada Allah). Berada dalam Surga kenikmatan. Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian. Mereka berada di atas dipan yang bertahtakan emas dan permata seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan. Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda dengan membawa gelas, cerek, dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir, mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.” (QS. Al Waqiah : 10-21)

Di samping mendapatkan kenikmatan-kenikmatan tersebut, orang-orang yang beriman kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala kelak akan mendapatkan pendamping (istri) dari bidadari-bidadari Surga nan rupawan yang banyak dikisahkan dalam ayat-ayat Al Qur’an yang mulia, di antaranya :

“Dan (di dalam Surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli laksana mutiara yang tersimpan baik.” (QS. Al Waqiah : 22-23)

“Dan di dalam Surga-Surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan, menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni Surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin.” (QS. Ar Rahman : 56)

“Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan.” (QS. Ar Rahman : 58)

“Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (QS. Al Waqiah : 35-37)

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam menggambarkan keutamaan-keutamaan wanita penduduk Surga dalam sabda beliau :

“ … seandainya salah seorang wanita penduduk Surga menengok penduduk bumi niscaya dia akan menyinari antara keduanya (penduduk Surga dan penduduk bumi) dan akan memenuhinya bau wangi-wangian. Dan setengah dari kerudung wanita Surga yang ada di kepalanya itu lebih baik daripada dunia dan isinya.” (HR. Bukhari dari Anas bin Malik radliyallahu 'anhu)

Dalam hadits lain Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :

Sesungguhnya istri-istri penduduk Surga akan memanggil suami-suami mereka dengan suara yang merdu yang tidak pernah didengarkan oleh seorangpun. Di antara yang didendangkan oleh mereka : “Kami adalah wanita-wanita pilihan yang terbaik. Istri-istri kaum yang termulia. Mereka memandang dengan mata yang menyejukkan.” Dan mereka juga mendendangkan : “Kami adalah wanita-wanita yang kekal, tidak akan mati. Kami adalah wanita-wanita yang aman, tidak akan takut. Kami adalah wanita-wanita yang tinggal, tidak akan pergi.” (Shahih Al Jami’ nomor 1557)
Apakah Ciri-Ciri Wanita Yang Selalu Dirindukan Surga

Apakah hanya orang-orang beriman dari kalangan laki-laki dan bidadari-bidadari saja yang menjadi penduduk Surga? Bagaimana dengan istri-istri kaum Mukminin di dunia, wanita-wanita penduduk bumi?

Istri-istri kaum Mukminin yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya tersebut akan tetap menjadi pendamping suaminya kelak di Surga dan akan memperoleh kenikmatan yang sama dengan yang diperoleh penduduk Surga lainnya, tentunya sesuai dengan amalnya selama di dunia.

Tentunya setiap wanita Muslimah ingin menjadi ahli Surga. Pada hakikatnya wanita ahli Surga adalah wanita yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Seluruh ciri-cirinya merupakan cerminan ketaatan yang dia miliki. Di antara ciri-ciri wanita ahli Surga adalah :
1. Bertakwa.

2. Beriman kepada Allah Subhanallahu wa Ta’ala, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari kiamat, dan beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.

3. Bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah Subhanallahu wa Ta’ala, bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadlan, dan naik haji bagi yang mampu.

4. Ihsan, yaitu beribadah kepada Allah Subhanallahu wa Ta’ala seakan-akan melihat Allah Subhanallahu wa Ta’ala, jika dia tidak dapat melihat Allah Subhanallahu wa Ta’ala, dia meyakini bahwa Allah Subhanallahu wa Ta’ala melihat dirinya.

5. Ikhlas beribadah semata-mata kepada Allah Subhanallahu wa Ta’ala, tawakkal kepada-Nya, mencintai Allah dan Rasul-Nya, takut terhadap adzab Allah Subhanallahu wa Ta’ala, mengharap rahmat Allah Subhanallahu wa Ta’ala, bertaubat kepada-Nya, dan bersabar atas segala takdir-takdir Allah Subhanallahu wa Ta’ala serta mensyukuri segala kenikmatan yang diberikan kepadanya.

6. Taat kepada suami (dalam hal ma’ruf/kebaikan).
Taat disini adalah selalu patuh kepada nasihat dan perintah suami dalam hal kebaikan dan selalu menjaga kehormatan (kemaluan/faraj) dirinya khusus untuk suaminya, serta berhias/bersolek baik tubuh dan wajahnya hanya untuk suami, serta setiap aktivitas diluar maupun dirumah harus seizin dan sepengetahuan sang suami.

7. Gemar membaca Al Qur’an dan berusaha memahaminya, berdzikir mengingat Allah Subhanallahu wa Ta’ala ketika sendiri atau bersama banyak orang dan berdoa kepada Allah Subhanallahu wa Ta’ala semata.

8. Menghidupkan amar ma’ruf dan nahi mungkar pada keluarga dan masyarakat.

9. Berbuat baik (ihsan) kepada tetangga, anak yatim, fakir miskin, dan seluruh makhluk, serta berbuat baik terhadap hewan ternak yang dia miliki.

10. Menyambung tali persaudaraan terhadap orang yang memutuskannya, suka berderma, menjaga diri dari meminta-minta, dan memaafkan orang yang mendhaliminya.

11. Berinfak, baik ketika lapang maupun dalam keadaan sempit, menahan amarah dan memaafkan manusia.

12. Adil dalam segala perkara dan bersikap adil terhadap seluruh makhluk

13. Menjaga lisannya dari perkataan dusta, saksi palsu dan menceritakan kejelekan orang
lain , mengunjing orang lain (ghibah) menyebar gosif atau fitnah.

14. Menepati janji dan amanah yang diberikan kepadanya.

15. Berbakti kepada kedua orang tua.

16. Menyambung silaturahmi dengan karib kerabatnya, sahabat terdekat dan terjauh.

17. Menutup aurat dan menjaga kehormatan dirinya.

18. Menundukkan pandangan

19. Mendidik anak-anaknya dengan pendidikan islami.

Demikian beberapa ciri-ciri wanita Ahli Surga yang kami sadur dari kitab Majmu’ Fatawa karya Syaikhul Islam Ibnu Tamiyyah juz 11 halaman 422-423. Ciri-ciri tersebut bukan merupakan suatu batasan tetapi ciri-ciri wanita Ahli Surga seluruhnya masuk dalam kerangka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Allah Subhanallahu wa Ta’ala berfirman:

” … dan barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam Surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai sedang mereka kekal di dalamnya dan itulah kemenangan yang besar.” (QS. An Nisa’: 13).

Wabilahi taufiq wal hidayah wasalamialaikum Wr Wb

Salam,

Frans S.D Syahrial Rawas.

Senin, 22 Oktober 2012

MAWAR INDAH KERTASARI BAGIAN KE 2

 
MAWAR INDAH KERTASARI (bagian kedua)

Cerber, issued by : Frans SD Syahrial.Ir, MM

Matahari mulai meninggi, dan bergerak perlahan bergeser keatas dari senti ke senti ubun kepalaku. Aku bergegas masuk kelas dengan keringat mengalir deras dari jidat hingga turun ke wajah. Diruang kelas Ibu Marie guru bahasa Indonesia yang wajahnya mirip artis Indonesia blasteran Ida Iasha memandang tajam penuh selidik kearah wajah murid kelas IPA satu yang satu persatu masuk keruang kelas tanpa kecuali diriku.

Ummi “ aku berbisik perlahan dan jantungku berdetak saat mataku menatap wajah bundar indah nan cantik lagi melihat diriku melewati pintu masuk ruang kelas. Sekitar sepuluh meter dari bangku tempat aku duduk, Ummi Kalsum berdiri dipintu ruang kelasnya kembali tebar senyum ramah sambil memainkan ball point ditangan kanannya yang putih halus saat aku mencoba diam diam mencuri pandangan.

Sempat mandi gak pagi ini ?” bisik dia sambil mengedip mata kanannya.

Aku mengangguk kepala sambil mencium ujung rambutku yang gondrong sembari mengacung jempol keatas untuk memberi isyarat bahwa sudah di keramas dengan shampo.

Anak jurusan Biologi itu kembali tersenyum ramah dan bersahabat dan terkadang wajahnya yang cantik indah itu memerah semu bila aku menyapanya saat waktu jedah pelajaran.
Sayang sekali diriku sudah punya pacar satu kelas namanya Mellysa Sastri Wardoyo dan kini hubungan kami lagi terancam diujung tanduk. Kalau seandainya aku masih ngejomblo si mawar indah kelas biologi itu pasti aku rebut jadi kekasihku.

Saat aku berpaling keruang kelas, Mellysa lagi berdiri dipapan tulis sedang mengerjakan soal PR bahasa indonesia merupakan salah satu bidang pelajaran hapalan yang tidak ku sukai selain astronomi dan biologi. Aku memang agak berkeringat dingin saat Ibu Marie memandang mukaku selintas. Hmm bisa runyam kalau aku disuruh kedepan mengerjakan PR bahasa Indonesia selanjutnya, dan semalaman PR sebanyak 20 soal itu gak satupun aku selesaikan. Waktuku banyak tersita belajar Fisika, Kimia, dan Matematika selain mengarang novel dan menulis jurnal sains dan teknologi merupakan kegemaran diriku sejak SLTP.

Dibarisan depan bangku tempat aku duduk, cewek berparas imut imut dengan tubuh mungil dengan model rambut medium pixie cut menoleh kebelakang dan melemparkan secari kertas mungil. Kertas itu mendarat mulus diatas buku catatan pelajaran bahasa Indonesiaku.

Romeo kayaknya lu panas dingin jam pelajaran bhs Indonesia hihihi, rasain kamu kalo
disuruhin kedepan oleh Bu Marie “ Aku baca tulisan kecil dikertas mungil itu.

Aku coba tulis untuk jawaban tulisan gadis bertubuh mungil itu. “ Gak panas dingin kok, kan udah diwakili sama doi gue hehehe” kertas mungil dilempar kembali ke meja dia.

Ala Romeo kamu cuma menutup ketakutan saja” kembali dia tulis dibawah tulisan aku.

Kamu kayaknya kena sindrome in love ya kacian dikau “ kembali kertas mungil melayang diatas mejaku.

Sindrome in love itu apanya Non, apa takut sama cewek cewek gak tuh” Aku jawab dibawah
tulisannya.

Orang kena penyakit itu kayak orang bingung, rada bego dan culun hihihi” tulisnya lagi.
Bingung mau milih punai di kelas atau mawar cantik merah di seberang kelas kita” kembali
tulisan tambahan diatas kertas mungil itu lagi.

Hu dasar sopionase cinta, tukang memata matai orang, gak punya kerjaan, entar diri kamu dijadiin pacar kedua gue baru tahu rasa hehehe” . Saya balas tulisan rada ngomporin dari cewek bertubuh ceking dengan wajah cantik imut imut.

Kupandang lekat lekat wajah cewek itu, ternyata baru aku sadari bahwa dikelas ini gak cuma Mellysa doang. Ternyata cewek usil ini gak kalah aduhai juga wajahnya walau tubuhnya rada kerempeng hmm dasar diriku cuek terhadap lingkungan kelas jawabku menggerutu.

Dia kembali tersenyum nakal dan bibirnya yang tipis seperti punya Ummi Kalsum anak kelas biologi seperti menggoda syahwat lelakiku dan senyuman kecilnya menghiasi bibir mereka tipis itu seolah mengejek diriku yang tidak mampu menguasai pelajaran bahasa Indonesia.

Bidadari angin timur awas kamu suatu saat kamu akan bersimpuh dikakiku” Bisik aku
berguman sendiri untuk membulatkan tekad menguasai pelajaran hapalan. Diseberang bangku sana, Mellysa Sastri Wardoyo duduk tegap dengan membusungkan dada terlihat bangga dan congkak bisa menyelesaikan soal soal bhs Indonesia. Sesekali wajahnya yang manis angkuh itu ditolehkan kepadaku, dan senyuman manis itu terasa menghujam kalbuku seakan mengejek kebodohan diriku.

Dibalik kaca jendela sekolah, sinar mentari makin menghangat suhu ruang kelas dan cahayanya memutih berpendar warna warni membias tajam dikaca bening itu. Aku bukan sastrawan apalagi termasuk siswa jago menguasai bahasa Indonesia. Namun walau otakku smart dan jagonya ilmu pasti dikelas ini, rasanya gak bodoh amat untuk mengerti puisi indah tertulis rapih di dalam catatan harian warna ungu muda yang terselip didalam buku catatan mekanika punyaku.

Dirimu penuh misteri
Susah tuk menyelami
Apalagi tuk mengira dasarnya hati

Bagai puncak gunung mahameru
terkadang meng-gemuruh terkadang lelap membeku
Tenggelam menyendiri walau diujung waktu.


MAWAR INDAH KERTASARI BAGIAN KE 1

MAWAR INDAH KERTASARI (Bagian ke satu)

Cerber, issued by : Frans SD Syahrial.Ir, MM

Lantunan lagu lawas sebagai nada dering telepon dikamar bercat putih berukuran 16x16 meter dengan tinggi 17 meter membangunkan diriku dari lelapnyatidur. Aku berusaha untuk duduk dipinggir ranjang yang dilapisi sprai bertilam songket tebal dengan aneka pernak pernik sulaman emas berwarna kuning dan merah.Mataku tertumbuk ke lantai dan beberapa buku catatan pelajaran Fisika, Biologi serta Kimia tampak terhampar dilantai bersama puluhan bekas putung rokok Jie sam soe yang berserakan dilantai dan asbak. Hmm rasanya aku ingin sekali kembali ke malam sabtu kemaren, dan Monday memang benar Monster
Day ujarku berguman dalam hati.

Nada dering telepon kembali melantun sendu "My Way", aku berusaha meraih gagang telepon dengan rasa ngantuk dan malas menjadi satu.

" Kenapa sih kok gak diangkat angkat, jangan jangan kamu belum mandi ? " terdengar suara merdu dikuping kiriku yang gak asing lagi.

" Hmm huaaaaa " aku menguap tiga kali dan pertanyaan itu belum aku jawab juga.
" Sekalian ganti underpants nya yang baru entar bau loh" kembali suara merdu itu terdengar dikuping dihiasi ketawa cekikikan manja.

"Ya ya siap meili (cantik), aku mandi dulu ya " Jawabku dengan menggerakkan tanganku keatas untuk stretching otot otot yang kaku.

"Jangan lama banget deh entar kesiangan" Kembali dia menggoda.

Aku mulai berdiri sambil meraih handuk baru dan underpants yang baru dibeli Ibu di Megaria Shopping Center sabtu kemaren.

"Woi cepat deh entar telat dihukum Ibu Ernie " Dia berteriak sambil tertawa manja.
" Kalem nona aku mau beranjak kekamar mandi..... hmm jangan jangan kamu masih pakai lingerie dan blouse" Teriak aku tersenyum.

Dia diam sejenak dan kembali berkicau riang di gagang telepon yang masih aku genggam erat.

" Baru pasang bra kok, dasar stupid ....udah cepat mandi sana jangan lupa mandi pake sabun camay hihihi" teriak dia merajuk manja.

" Okay Cuuuuup " aku mencium gagang telepon dan segera berlari menuju kekamar mandi. Gila gumanku hari ini ada pelajaran bahasa Indonesia dan astronomi. Pelajaran pelajaran yang menjemukan bagiku sebagai siswa penganut IPA tulen. 

Hampir setengah jam berlalu, aku sudah siap dengan pakaian sekolah lengkap dengan badgenya. Rambut yang keriting gondrong hingga menjelah bahu aku biarkan tergerai lepas dengan semerbak bau harum shampo "Ivingie" belian siburung punai yang sangat mengganggu lelap tidurku hari ini.
Baru saja aku mau cabut dari kamar menuju lantai bawah dengan menggenggam sepatu soo tigh (baca sotik), kembali telepon berdering dengan nada lagu "My Way".

" Jangan jemput aku ya, aku udah di jalan Rustam Effendi menuju sekolah kita" . Ujarnya ketus.

Oh aku ingat lagi musuhan sama doi tapi anehnya walau musuhan tetap saling telepon seperti pagi ini. Dan yang anehnya lagi walau saling kicau di telepon namun udah dua minggu gak saling tegor di kelas........... aneh benar hubungan kisah kasih ini gerutuku didalam hati.

Rabu, 08 Agustus 2012

MENGAPA WANITA BANYAK MENGHUNI NERAKA ?


Sebuah pernyataan yang cukup lazim dan mengelitik terdengar di telinga kita bahwa kebanyakan penduduk neraka dihuni oleh para wanita. Berdasarkan Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim, Baginda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, 

قُمْتُ عَلَى بَابِ الْجَنَّةِ فَكَانَ عَامَّةُ مَنْ دَخَلَهَا الْمَسَاكِيْنُ وَأَصْحَابُ الْجَدِّ مَحْبُوْسُوْنَ غَيْرَ أَنَّ أَصْحَابَ النَّارِ قَدْ أُمِرَ بِهِمْ إِلَى النَّارِ فَإِذَا عَامَّةُ مَنْ دَخَلَهَا النِّسَاءُ

“Aku berdiri di depan pintu surga, ternyata kebanyakan yang masuk ke dalamnya adalah orang-orang miskin, sementara orang kaya lagi terpandang masih tertahan (untuk dihisab) namun penghuni neraka telah diperintah untuk masuk ke dalam neraka , ternyata mayoritas yang masuk ke dalam neraka adalah kaum wanita.” (HR. Al-Bukhari no. 5196 dan Muslim no. 2736)
Muncul pertanyaan di benak kita, apa yang menyebabkan kebanyakan wanita menjadi penduduk neraka? Dalam sebuah kisah ketika Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam dan para shahabatnya melakukan shalat gerhana, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam melihat Surga dan neraka.
Baginda Rosulullah SAW bersabda :

أُرِيْتُ النَّارُ فَإِذَا أَكْثَرُ أَهْلِهَا النِّسَاءُ يَكْفُرْنَ. قِيْلَ: أَ يَكْفُرْنَ بِاللهِ؟ قَالَ: يَكْفُرْنَ الْعَشِيْرَ وَيَكْفُرْنَ الإِحْسَانَ, لَوْ أَََحْسَنْتَ إِلىَ إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ ثُمَ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ

Diperlihatkan neraka kepadaku. Ternyata mayoritas penghuninya adalah para wanita yang kufur .” Ada yang bertanya kepada beliau: “Apakah para wanita itu kufur kepada Allah?” Beliau menjawab: “(Tidak, melainkan) mereka kufur kepada suami dan mengkufuri kebaikan (suami). Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang dari mereka satu masa, kemudian suatu saat ia melihat darimu ada sesuatu (yang tidak berkenan di hatinya) niscaya ia akan berkata: Aku sama sekali belum pernah melihat kebaikan darimu.” (HR. Al-Bukhari no. 29 dan Muslim no. 907).
Dalam hadits lainnya, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam menjelaskan tentang wanita penduduk neraka, beliau bersabda, “ … dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya mereka telanjang, melenggak-lenggokkan kepala mereka karena sombong dan berpaling dari ketaatan kepada Allah dan suaminya, kepala mereka seakan-akan seperti punuk onta. Mereka tidak masuk Surga dan tidak mendapatkan wanginya Surga padahal wanginya bisa didapati dari jarak perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim dan Ahmad dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu).
Jika kita cermati hadist diatas secara seksama, maka akan kita dapati beberapa sebab mengapa wanita bisa menjadi penduduk minoritas di surga, di antaranya :
Pertama, kufur terhadap kebaikan-kebaikan suami. Sebuah fenomena yang sering kita saksikan, seorang istri yang mengingkari kebaikan-kebaikan suaminya dalam waktu yang panjang hanya karena satu hal yang tidak sesuai dengan keinginannya. Padahal seharusnya seorang istri selalu bersyukur terhadap apa-apa yang diberikan suaminya, karena Allah SWT tidak akan melihat istri yang seperti ini sebagaimana dijelaskan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam,“Allah tidak akan melihat kepada wanita yang tidak mensyukuri apa yang ada pada suaminya dan tidak merasa cukup dengannya.” (HR. Nasa’i di dalam Al Kubra dari Abdullah bin ‘Amr).
Kedua, durhaka terhadap suami. Durhaka yang sering dilakukan seorang istri adalah durhaka dalam ucapan dan perbuatan. Wujud durhaka dalam ucapan di antaranya ketika seorang istri membicarakan keburukan-keburukan suaminya kepada teman-teman atau keluarganya tanpa alasan yang dibenarkan oleh syar’i. Sedangkan durhaka dalam perbuatan diantaranya bersikap kasar atau menampakkan muka yang masam ketika memenuhi panggilan suami, tidak mau melayani suami dengan alasan yang tidak syar’i, pergi atau ke luar rumah tanpa izin suami, mengkhianati suami dan hartanya, membuka dan menampakkan apa yang seharusnya ditutupi dari anggota tubuhnya, atau sebaliknya enggan berdandan dan mempercantik diri untuk suaminya padahal suaminya menginginkan hal itu.
Kedurhakaan semacam ini banyak sekali kita dapati dalam kehidupan keluarga kaum Muslimin, yakni seorang istri yang mengingkari kebaikan-kebaikan suaminya selama sekian waktu yang panjang hanya disebabkan sikap atau perbuatan suami yang tidak cocok dengan kehendak sang istri. Padahal yang harus dilakukan oleh seorang istri ialah bersyukur atas kebaikan yang diberikan suaminya, janganlah ia mengkufurinya karena Allah tidak akan melihat kepada istri semacam ini sebagaimana dijelaskan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Allah tidak akan melihat kepada wanita yang tidak mensyukuri apa yang ada pada suaminya dan tidak merasa cukup dengannya.” (HR. Nasa’i di dalam Al Kubra dari Abdullah bin ‘Amr. Lihat Al Insyirah fi Adabin Nikah halaman 76)
Termasuk dalam bentuk kedurhakaan istri kepada suami adalah hal-hal berikut ini apabila dilakukan tanpa alasan yang dibenarkan syari’at: Tidak melayani kebutuhan seksual suaminya, atau bermuka masam ketika melayaninya, tidak mau berdandan atau mempercantik diri untuk suaminya padahal suaminya menginginkan hal itu, menyebarkan aib suami kepada orang lain, menolak bersafar (melakukan perjalanan) bersama suaminya, mengkhianati suami dan hartanya, membuka dan menampakkan apa yang seharusnya ditutupi dari anggota tubuhnya, berjalan di tempat umum dan pasar-pasar tanpa mahram, bersenda gurau atau berbicara lemah-lembut penuh mesra kepada lelaki yang bukan mahramnya, meminta cerai dari suaminya tanpa sebab yang syar’i, dan yang semisalnya.
Jika demikian keadaannya maka sungguh merugi wanita-wanita yang kufur dan durhaka terhadap suaminya. Mereka lebih memilih jalan ke neraka daripada surga karena mengikuti hawa nafsu belaka.Jalan ke surga memang tidaklah dihiasi dengan bunga-bunga nan indah, melainkan melalui rintangan-rintangan yang berat dan terjal. Tetapi ingatlah di ujung jalan ini Allah menjanjikan surga bagi orang-orang yang sabar menempuhnya.Sementara, jalan menuju ke neraka penuh dengan keindahan yang menggoda dan setiap manusia sangat tertarik untuk melaluinya. Tetapi, sadarlah bahwa di ujung jalan ini, neraka telah menyambut dengan beragam siksa-Nya.
Syariat menetapkan seorang suami memiliki hak yang sangat besar terhadap istrinya, sampai-sampai bila diperkenankan oleh Allah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam akan memerintahkan seorang istri sujud kepada suaminya. Abdullah ibnu Abi Aufa bertutur: Tatkala Mu’adz datang ke negeri Yaman atau Syam, ia melihat orang-orang Nashrani bersujud kepada para panglima dan petinggi gereja mereka. Maka ia memandang dan memastikan dalam hatinya bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah yang paling berhak untuk diagungkan seperti itu. Ketika ia kembali ke hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, ia berkata: “Ya Rasulullah, aku melihat orang-orang Nashrani bersujud kepada para panglima dan petinggi gereja mereka, maka aku memandang dan memastikan dalam hatiku bahwa engkaulah yang paling berhak untuk diagungkan seperti itu.” Mendengar ucapan Mu’adz ini, bersabdalah Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: 

لَوْ كُنْتُ آمُرُ أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لأَحَدٍ لأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ َأنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا وَلاَ تُؤَدِّي الْمَرْأَةُ حَقَّ الله عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْهَا كُلَّهُ حَتَّى تُؤَدِّيَ حَقَّ زَوْجِهَا عَلَيْهَا كُلَّهَا حَتَّى لَوْ سَأَلَهَا نَفْسَهَا وَهِيَ عَلَىظَهْرِ قَتَبٍ لأَعْطَتْهُ إِيَّاهُ

Seandainya aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain (sesama makhluk) niscaya aku perintahkan seorang istri untuk sujud kepada suaminya. Dan tidaklah seorang istri dapat menunaikan seluruh hak Allah Azza wa Jalla terhadapnya hingga ia menunaikan seluruh hak suaminya terhadapnya. Sampai-sampai jika suaminya meminta dirinya (mengajaknya bersenggama) sementara ia sedang berada di atas pelana (yang dipasang di atas unta) maka ia harus memberikannya (tidak boleh menolak).” (HR. Ahmad 4/381. Dihasankan Asy-Syaikh Albani dalam Ash-Shahihul Jami’ no. 5295 dan Irwa Al-Ghalil no. 1998)
Al-Hushain bin Mihshan radliallahu anhu menceritakan bahwa bibinya pernah datang ke tempat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam karena satu keperluan dan setelah selesai dari keperluan tersebut, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepadanya:

أَ ذَاتُ زَوْجٍ أَنْتِ؟ قَالَتْ: نَعَمْ. قَالَ: كَيْفَ أَنْتِ لَهُ؟ قَالَتْ: مَا آلُوْهُ إِلاَّ مَا عَجزْتُ عَنْهُ. قَالَ: فَانْظُرِيْ أينَ أَنْتِ مِنْهُ فَإنَّمَا هُوَ جَنَّتُكِ وَنارُكِ

Apakah engkau sudah bersuami?” Bibi Al-Hushain menjawab: “Sudah.” “Bagaimana (sikap) engkau terhadap suamimu?” tanya Rasulullah lagi. Ia menjawab: “Aku tidak pernah mengurangi haknya kecuali dalam perkara yang aku tidak mampu.” Rasulullah bersabda: “Lihatlah di mana keberadaanmu saat bergaul dengan suamimu, karena suamimu adalah surga dan nerakamu.” (HR. Ahmad 4/341. Berkata penulis Jami’ Ahkamin Nisa: hadits ini hasan, 3/430)
Ketiga ber-tabarruj (bersolek)
Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam: “dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya mereka telanjang.”
Yang dimaksud dengan tabarruj ialah seorang wanita yang menampakkan perhiasannya dan keindahan tubuhnya serta apa-apa yang seharusnya wajib untuk ditutupi dari hal-hal yang dapat menarik syahwat lelaki. (Jilbab Al Mar’atil Muslimah halaman 120)
Ibnu Abdil Barr berkata: “Wanita-wanita yang dimaksudkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah yang memakai pakaian yang tipis yang menampakkan bentuk tubuhnya dan tidak menutupinya, maka mereka adalah wanita-wanita yang berpakaian pada dhahirnya dan telanjang pada hakikatnya.” (Dinukil oleh Suyuthi di dalam Tanwirul Hawalik 3/103)
Mereka adalah wanita-wanita yang suka menampakkan perhiasan mereka, padahal Allah telah melarang hal ini dalam firman-Nya: “Dan janganlah mereka menampakkan perhiasan-perhiasan mereka.” (QS. An-Nuur: 31)
Wahai ukhti Muslimah, hindarilah tabarruj dan berhiaslah dengan pakaian yang Islami yang menyelamatkan kalian dari dosa di dunia ini dan azab di akhirat kelak.
Allah Ta’ala berfirman: “Dan tinggallah kalian di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian bertabarruj dengan tabarrujnya orang-orang jahiliyyah pertama dahulu.” (QS. Al-Ahzaab: 33)

Lalu, bagaimana caranya agar para wanita atau para istri tidak terperosok ke dalam neraka?
Jangan pesimis, masih banyak cara dan tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri jika kita ingin menjadi penduduk minoritas di surga.Masih ingat kan, ketika rasulullah bersabda dalam sebuah hadist shahih jami’, “Perempuan apabila shalat 5 waktu, puasa di bulan ramadhan, memelihara kehormatannya serta taat kepada suaminya, maka masuklah dia dari pintu surga mana saja yang dia kehendaki.”Mengacu dari hadist di atas, mari kita berlomba menegakkan sholat dengan lebih khusu’, memperbayak sholat-sholat sunah karena sholat yang benar dan khusu’ bisa membentengi diri kita dari perbuatan yang munkar. Selain puasa/shaum wajib di bulan romadhon, latihlah diri untuk terbiasa melakukan shaum sunah. Hiasilah diri dengan sabar dalam ketaatan dengan suami dan banyak-banyaklah beristigfar karena istigfar bisa meruntuhkan dosa-dosa kecil yang tidak kita sadari.
Dan juga ada sebuah amalan yang sepele tapi sering terlupakan adalah bershodaqoh (sedekah). Bershodaqohlah dalam keadaan lapang dan sempit karena Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam pernah menuntunkan satu amalan yang dapat menyelamatkan kaum wanita dari adzab neraka.Ketika beliau selesai khutbah hari raya yang berisikan perintah untuk bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan anjuran untuk mentaati-Nya. Beliau pun bangkit mendatangi kaum wanita, beliau menasehati mereka dan mengingatkan mereka tentang akhirat kemudian beliau bersabda, “Bershadaqahlah kalian! Karena kebanyakan kalian adalah kayu bakarnya Jahanam!” Maka berdirilah seorang wanita yang duduk di antara wanita-wanita lainnya yang berubah kehitaman kedua pipinya, iapun bertanya, “Mengapa demikian, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Karena kalian banyak mengeluh dan kalian kufur terhadap suami!” (HR. Bukhari)
Mudah mudahan dengan artikel ini istri istri kita termasuk istri istri yang solehah, istri istri yang patuh terhadap suami dan selalu mensyukuri apapun keadaan dan kondisi dan menerima apa adanya sang suami tercinta............. Inilah ladang Ibadah menuju Radhatul Janna  amin .
Untuk para suami, bimbinglah istri istri kita dan anak anak kita agar selalu berpegang di Jalan kebenaran yaitu Jalan yang diridhoi oleh Allah SWT. Dalam Alquran nul qarim Allah berfirman : "Hai orang yang beriman Jagalah keluargamu dari siksa api neraka".   

Salam.
Frans SD Syahrial Rawas.