Lailatul Qadr Night of Power
Kultum
by : Frans SD Syahrial Rawas. Ir, MM
Lailatul
Qadr (Night of Power)
==================================================
There is night in the
month of Ramadhan which is better than a thousand months (83 years, 4
months). This night is called Laitatul Qadr.
According to Hadith,
this night occurs during the last ten days of Ramadhan on one of the
odd numbered nights. Usually it is celebrated on the 27th night of
this holy month. It is a night of great importance and enormous
blessings for Muslims.
A night such as
Lailatul Qadr was not granted to any religious community (Ummah)
before Muslims. Only the Ummah of the Prophet Muhammad (peace and
blessings of Allah be upon him) were favoured with a night of huge
reward. Once reason, it was granted, was to enable Muslims to
equal the worship of any people who lived before us. In the distant
past it is said that people lived very long lives of hundreds of
years. We, today, live much shorter lives. And so Allah gave us
Laitatul Qadr to enable us to do as much worship as a man who lived
even hundreds of years longer. If in a lifetime, you only worshipped
on Lailatul Qadr ten times, you would have equaled in those ten
nights 833 years of worship.
Salah
satu keistimewaan didalam bulan Ramadhan yang tidak terdapat pada
bulan bulan lainnya adalah didalam bulan agung ini ada satu malam
istimewa yaitu malam kemuliaan disebut “Lailatul Qadr” kenapa
disebut malam kemuliaan karena karena malam itu adalah malam
yang lebih baik daripada seribu bulan, atau sama dengan 83 tahun 4
bulan. Malam di mana pintu-pintu langit dibukakan, doa dikabulkan,
dan segala takdir yang terjadi pada tahun itu ditentukan.
Dan
Barang siapa beramal dan beribadah pada malam spesial ini maka amal
dan pahalanya adalah sama dengan orang beribadah selama seribu bulan
(83 tahun 4 bulan) subhannallah apakah umur kita bisa mencapai 83
Tahun 4 bulan dengan tekun mengerjakan Ibadah secara terus menerus
tiada hentinya ? Jika ada yang bisa mencapai 83 tahun lebih itu cuma
segelintir saja dari umat Rosulullah dan kalau kita tengok beberapa
teman teman sekerja dan sahabat kita di kantor ini , teman sekolah,
tetangga di komplek perumahan kita, sahabat sepermainan di kampung
dulu satu persatu ada yang sudah mendahului kita menghadapi Illahi
Rabbi. Dan rata rata umat sekarang susah untuk mencapai umur panjang
50 tahun keatas
Hal
ini dijelaskan Firman Tuhan Allah SWT dalam Alquran nul qarim surat
Al-Qadr 97.
بِسْمِ
اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم
إِنَّآ
أَنزَلْنَٰهُ فِى لَيْلَةِ ٱلْقَدْرِ
﴿١﴾
وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا لَيْلَةُ ٱلْقَدْرِ
﴿٢﴾ لَيْلَةُ ٱلْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ
أَلْفِ شَهْرٍ ﴿٣﴾ تَنَزَّلُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ
وَٱلرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم
مِّن كُلِّ أَمْرٍ ﴿٤﴾ سَلَٰمٌ هِىَ
حَتَّىٰ مَطْلَعِ ٱلْفَجْرِ ﴿٥
1.
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam
kemuliaan 1594. (QS.
97:1)
2.
Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? (QS. 97:2)
3.
Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. (QS. 97:3)
4.
Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan
izin Rabbnya untuk
mengatur
segala urusan. (QS. 97:4)
5.
Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. (QS. 97:5)
Lailatul Qadar atau Lailat Al-Qadar (bahasa Arab: لَيْلَةِ الْقَدْرِ ) (malam ketetapan) adalah satu malam penting yang terjadi pada bulan Ramadan, yang dalam Al Qur'an digambarkan sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan. Dan juga diperingati sebagai malam diturunkannya Al Qur'an. Deskripsi tentang keistimewaan malam ini dapat dijumpai pada Surat Al-Qadar, surat ke-97 dalam Al Qur'an.
Setiap muslim pasti menginginkan malam penuh kemuliaan, Lailatul Qadar. Malam ini hanya dijumpai setahun sekali. Orang yang beribadah sepanjang tahun tentu lebih mudah mendapatkan kemuliaan malam tersebut karena ibadahnya rutin dibanding dengan orang yang beribadah jarang-jarang. Sekarang yang jadi pertanyaan dibenak kita kita apa sih pak Frans keistemewaan Lailatul Qadar ? Sampai sampai setiap orang Islam menunggu dan mengintip malam istimewa (special night) ini.
1. Lailatul Qadar adalah waktu diturunkannya Al Qur’an
إنا
أنزلناه في ليلة القدر
“Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Qur`an) pada lailatul qadr.”
(QS. Al-Qadr (97) ayat 1)
Ibnu
‘Abbas dan selainnya mengatakan, “Allah
menurunkan Al Qur’an secara utuh sekaligus dari Lauhul Mahfuzh ke
Baitul ‘Izzah yang ada di langit dunia. Kemudian Allah menurunkan
Al Qur’an kepada Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam-
tersebut secara terpisah sesuai dengan kejadian-kejadian yang terjadi
selama 23 tahun.”
(Tafsir
Al Qur’an Al ‘Azhim,
14: 403). Ini sudah menunjukkan keistimewaan Lailatul Qadar.
2. Lailatul Qadar lebih baik dari 1000 bulan
Ibnu
‘Abbas dan selainnya mengatakan, “Allah
menurunkan Al Qur’an secara utuh sekaligus dari Lauhul Mahfuzh ke
Baitul ‘Izzah yang ada di langit dunia. Kemudian Allah menurunkan
Al Qur’an kepada Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam-
tersebut secara terpisah sesuai dengan kejadian-kejadian yang terjadi
selama 23 tahun.”
(Tafsir
Al Qur’an Al ‘Azhim,
14: 403). Ini sudah menunjukkan keistimewaan Lailatul Qadar.
Allah Ta’ala berfirman,
لَيْلَةُ
الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
“Malam
kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.”
(QS. Al Qadar: 3).
An
Nakha’i mengatakan, “Amalan di lailatul qadar lebih baik dari
amalan di 1000 bulan.” (Latha-if
Al Ma’arif,
hal. 341). Mujahid, Qotadah dan ulama lainnya berpendapat bahwa yang
dimaksud dengan lebih baik dari seribu bulan adalah shalat dan amalan
pada lailatul qadar lebih baik dari shalat dan puasa
di 1000 bulan yang tidak terdapat lailatul qadar. (Zaadul
Masiir,
9: 191). Ini sungguh keutamaan Lailatul
Qadar
yang luar biasa.
3. Lailatul Qadar adalah malam yang penuh keberkahan
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّا
أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ
إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ
“Sesungguhnya
Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya
Kami-lah yang memberi peringatan.”
(QS. Ad Dukhon: 3).
Malam
penuh berkah ini adalah malam ‘lailatul qadar’ dan ini sudah
menunjukkan keistimewaan malam tersebut, apalagi dirinci dengan
point-point selanjutnya.
4. Malaikat dan juga Ar Ruuh -yaitu malaikat Jibril- turun pada Lailatul Qadar
Keistimewaan
Lailatul Qadar ditandai pula dengan turunnya malaikat.
Allah Ta’ala berfirman,
تَنَزَّلُ
الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا
“Pada
malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril”
(QS. Al Qadar: 4)
Banyak
malaikat yang akan turun pada Lailatul Qadar karena banyaknya barokah
(berkah) pada malam tersebut. Karena sekali lagi, turunnya malaikat
menandakan turunnya berkah dan rahmat. Sebagaimana malaikat turun
ketika ada yang membacakan Al Qur’an, mereka akan mengitari
orang-orang yang berada dalam majelis dzikir
-yaitu majelis ilmu-. Dan malaikat akan meletakkan sayap-sayap mereka
pada penuntut ilmu karena malaikat sangat mengagungkan mereka.
(Tafsir
Al Qur’an Al ‘Azhim,
14: 407)
Malaikat
Jibril disebut “Ar
Ruuh”
dan dispesialkan dalam ayat karena menunjukkan kemuliaan (keutamaan)
malaikat tersebut.
5. Lailatul Qadar disifati dengan ‘salaam’
Yang
dimaksud ‘salaam’ dalam
ayat,
سَلَامٌ
هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْر
“Malam
itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar”
(QS. Al Qadr: 5)
yaitu
malam tersebut penuh keselamatan di mana setan tidak dapat berbuat
apa-apa di malam tersebut baik berbuat jelek atau mengganggu yang
lain. Demikianlah kata Mujahid (Tafsir
Al Qur’an Al ‘Azhim,
14: 407). Juga dapat berarti bahwa malam tersebut, banyak yang
selamat dari hukuman dan siksa karena mereka melakukan ketaatan pada
Allah (pada malam tersebut). Sungguh hal ini menunjukkan keutamaan
luar biasa dari Lailatul Qadar.
6. Lailatul Qadar adalah malam dicatatnya takdir tahunan
Allah Ta’ala berfirman,
فِيهَا
يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ
“Pada
malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah”
(QS. Ad Dukhan: 4).
Ibnu
Katsir dalam kitab tafsirnya (12: 334-335) menerangkan bahwa pada
Lailatul Qadar akan dirinci di Lauhul Mahfuzh mengenai penulisan
takdir dalam setahun, juga akan dicatat ajal dan rizki. Dan juga akan
dicatat segala sesuatu hingga akhir dalam setahun. Demikian
diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar, Abu Malik, Mujahid, Adh Dhahhak dan
ulama salaf lainnya.
Namun
perlu dicatat -sebagaimana keterangan dari Imam
Nawawi rahimahullah dalam
Syarh
Muslim
(8: 57)- bahwa
catatan takdir tahunan tersebut tentu saja didahului oleh ilmu dan
penulisan Allah. Takdir ini nantinya akan ditampakkan pada malaikat
dan ia akan mengetahui yang akan terjadi, lalu ia akan melakukan
tugas yang diperintahkan untuknya.
7. Dosa setiap orang yang menghidupkan malam ‘Lailatul Qadar’ akan diampuni oleh Allah
Dari
Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam,
beliau bersabda,
مَنْ
قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا
وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ
مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa
melaksanakan shalat
pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari
Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.”
(HR. Bukhari no. 1901)
Ibnu
Hajar Al Asqalani mengatakan bahwa yang dimaksud ‘iimaanan’
(karena iman)
adalah membenarkan janji Allah yaitu pahala yang diberikan (bagi
orang yang menghidupkan malam tersebut). Sedangkan ‘ihtisaaban’
bermakna mengharap pahala (dari sisi Allah), bukan karena mengharap
lainnya yaitu contohnya berbuat riya’. (Fathul
Bari,
4: 251)[1]
Selanjutnya
bagaimana kita bisa mengenal malam kemuliaan tersebut karena dalam
Alquran Tuhan Allah SWT tidak menjelaskan dalam firmanNya secara
spesifik kapan Lailatu Qadr itu terjadi ?. Dan memang Rabb tidak
menjelaskan karena memang harus ada upaya umat manusia dalam hal ini
umat Islam untuk ber-ihtiar dan berjaga jaga agar mendapatkan malam
kemuliaan tsb.
Namun
Rosulullah saw berpesan kepada Umatnya mengenai tanda tanda malam
kemuliaan secara rinci antara lain :
تَحَرَّوْا
لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنْ
الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
“Carilah lailatul qadar pada malam yang ganjil dalam sepuluh malam yang akhir dari ramadhan.” (HR. Al-Bukhari no. 1878)
Yaitu malam-malam
ganjil dari bulan Ramadhan secara hakiki. Yakni malam 21, 23, 25, 27,
dan 29. Lalu sebagian Lalu sebagian ulama berpendapat, Lailatul Qadar
berpiindah-pindah dari dari satu malam ke malam ganjil lainnya pada
setiap tahunnya. Lailatul Qadar tidak melulu pada satu malam tertentu
pada setiap tahunnya.
Namun terlepas hal
itu alangkah baiknya kita terus meningkatkan ibadah kita baik sholat
sunnat, membaca alquran serta doa doa mulai 10 malam terakhir
terutama pada bilangan ganjil
Ya
Allah, mudahkanlah kami meraih keistimewaan Lailatul Qadar dengan
bisa mengisi hari-hari terakhir kami di bulan Ramadhan
dengan amalan shalih.
Aamin
Yaa Mujibas Saa-ilin.
Akhirul
qalam alhamduilllah puji syukur kepada Allah hu Rabbi pada Tahun ini
saya & Keluarga besar Insya Allah akan pulkam ke Palembang
karena sudah empat tahun saya tidak pulang ke kampung halaman sejak
pulang dulu karena wafatnya almarhum Ayahanda Haji Syahrial bin
Haji Ya'cub. Besar kemungkinan sepanjang tahun kita bergaul dan
bekerja di PT NTP ada hal hal yang tidak berkenan, saya Frans Syukri
Djunaidi & Klg memohon maaf lahir dan bathin kalau ada baik itu
ucapan, tulisan, hal hal menyangkut pekerjaan, serta tindak tanduk
tidak berkenan dihati, mohon di maafkan lahir dan bathin dan saya &
klg juga sebaliknya akan memaafkan semua kesalahan para saudaraku
baik muslimin dan muslimah baik di lingkungan PT NTP atau dimana saja
berada. Karena apa ? Hal yang paling memberatkan persoalan di yamul
akhir adalah urusan sesama Manusia serta sesama mahluk Allah. Kalau
dosa kepada Allah SWT bisa diampuni oleh Nya tetapi dosa kepada
manusia kita tidak tahu karena ini menyangkut rahasia hati, ucapan
boleh keluar secara mulus tetapi siapa tahu hati tidak tulus ....
maka berhati hati lah terhadap urusan sesama manusia apalagi ada
tindakan kita menzholimi atau menyakiti sesama saudara kita
seiman.... astaghfirullah hal azhim.
Semoga
amal ibadah kita sepanjang bulan Ramadhan ini diterima oleh Tuhan
Allah SWT dan dilipat gandakan semoga amal ibadah kita (kebetulan)
beraktivitas di malam istimewa ini semoga di lipat gandalkan sesuai
janji Allah
Wasalam,
Frans
SD Syahrial Rawas.